1. Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri
a. Sebelum abad 20 (1700-1900)
- William Smellie dari Scotlandia (1677-1673) mengembangkan forceps dengan kurva pelvik seperti kurva shepalik. Dia memperkenalkan cara pengukuran konjungata diagonalis dalam pelvi metri. Menggambarkan metodnya tentang persalinan lahirnya kepala pada presentasi bokong dan penganangan resusitasi bayi aspiksi dengan pemompaan paru-paru melalui sebuah metal kateler.
- Ignoz Phillip semmelweis, seorang dokter dari Hungaria (1818 – 1865) pengenalan Semmelweiss tentang cuci tangan yang bersih mengacu padapengendalian sepsis puerperium.
- James Young simpson dair Edenburgh, scotlandia (1811-1870) memperkenalkan dan menggunakan arastesi umum
- tahun 1807 Ergot sejenis cendawan yang tumbuh pada sejenis gandung hitam, diketahui efektif dalam mengatasi pendarahan postpartum. Hal ini merupakan permulaan pengguguran.
- Tahun 1824 Jamess Blundell dari Inggris yang menjadi orang pertama yang berhasil menangani perdarahan postpartum dengan menggunakan transfusi darah.
- Jean lubumean dari Perancis (orang kepercayaan Rene Laenec, penemu Stetoskop pada tahun 1819) pertama kali mendengar bunyi jantung janin dengan stetoskop pada tahun 1819) pertama kali mendengar bunyi jantung janin dengan stetoskop pada tahun 1920.
- Jhon Charles Weaven dari Inggris (1811 – 1859) adalah. Pada tahun 1843, pertama yang yang melakukan test urine pada wanita hamil untuk pemeriksaan dan menghubungkan kehadirannya dengan eklamsia.
- Adolf Pinard dari Prancis (1844-1934) pada tahun 1878, mengumumkan kerjanya pada palpasi abdominal
- Carl Crede dari Jerman (1819 – 1892) menggambarkan metodanya stimulasi urine yang lembut dan lentur untuk mengeluarkan placenta
- Juduig Badl, dokter obstetri dari Jerman (1842-1992), pada tahun 1875, menggambarkan lingkaran retraksi yang pasti muncul pada pertemuan segment atas rahim dan segmen bawah rahim dalam persalinan macet/sulit.
- Daunce dari Bordeauz. Pada tahun 1857, memperkenalkan pengguran inkubator dalam perawatan bayi prematur.
b. Abad 20
Postnatal care sejak munculnya hospitalisasi
untuk persalinan telah berubah dari perpanjangan masa rawatan sampai
10 hari, ke trend “Modern” ambulasi diri. Yang pada kenyataannya,
suatu pengembalian pada “cara yang lebih alami”. Selama beberapa
tahun, pemisahan ibu dan bayi merupakan praktek yang dapat diterima di
banyak rumah sakit, dan alat menyusui bayi buatan menjadi dapat
diterima, dan bahkan oleh norma! Bagaimanapun, alami sekali lagi
“membuktikan dirinya “rooing-in” dipraktekan dan menyusui dipromosikan
menyusui disemua rumah sakit yang sudah mendapat penerangan.
Perkembangan teknologi yang cepat telah monitoring anthepartum dan
intrapartum yang tepat menjadi mungkin dengan pengguraan
ultrasonografi dan cardiotocografi, dan telah merubah prognosis bagi
bayi prematur secara dramatis ketika dirawat di neonatal intersive
acara urits, hal ini juga memungkinkan perkembangan yang menakjubkan.
- Pelayanan Bidan di Afrika Selatan
Perusakan Hindia Belanda timur yang membentuk
tempat makanan dan minuman di semenanjung. Mempunyai
prakiran-prakiraan yang menyakir praktek para bidan yang dapat
diterpkan di semenannjung tersebut. Tapi mereka tidak menunjuk bidan
pemerintah atau bidany ang sudah diangkat sumpah selama beberapa tahun
peraturan-peraturan tersebut menetapkan bahwa para bidan harus diuji
dan dan diberi lisensi/izin, dan mereka harus memanggil pertolongan
medis bila ada indikasi. Saat penempatan dipeluas, wanita di desa
khususnya harus ditolong oleh wanita yang lebih tua belum dilathi dari
masyarakat. Bidan pemerintah memperoleh penghargaan yang tinggi salah
satu dari mereka. Alkta Kaisters, ditunjuk pada tahun 1687 sebagai
kepala keperawatan di rumah sakit persahaan, dan menjadi bidan pertama
yang melaksanakan tugas-tugas perawatan umum sebagaimana tugas-tugas
kebidanan.
Pelayanan kebidanan pertama diberikan sekaligus oleh pagawi
pemerintah dan bidan swasta dilebih banyak wilayah berkembang,
sementara masyarakat pedesaan dilayani oleh wanita penuh baya yang
belum terlatih dengan pengalaman kebidanan “outansi” yang seringkali
melaksanakan perawatan umum dan bahkan pelayanan untuk hewan
peliharaan juga dalam beberapa hal/keadaan. Situasi itu masih berlaku.
Terlihat dimana terdapat sedikit perkembangan dalam pelayanan dan
pelatihan kebidanan sampai awal abad ke 19 dibawah pemerintahan
Batavia yang mengambil alih semenanjung dari perusahan Hindia-Belanda
timur yang bubar, seorang dokter bedah bernama Dr Leishing mereka
mendasikan dimana telah didirikan sebuah sekolah kebidanan ini untuk
mengganikan sistem magang perusahaan dan terjadi sebelum pendudukan
British kedua di semenanjung tersebut.
Komite Medis tertinggi meninjau
kembali lisensi dokter, bidan dan apoteker dan menemukan bahwa enam
bidan yang sudah mempunyai lisensi tidak memenuhi kriteria mereka. Ide
pendirian sekolah kebidanan baru terlaksana pada tahun 1808, saat
seirang dokter bedah dari pemerintah batavia terdahulu. Dr Johann
Hunrich frederich carel leopold wehr, mengajukan permohonan oada
guberbur semenanjung untuk mendirikan sekolah seperti itu. Dr Wehr
sangat tertarik pada kebidanan, dan dia mengungkapkan perhatian yang
besar pada kurangnya bidan yang berkualitas bagi Cape town dan
daerah-daerahnya, dan standart asuhan kebidanan yang jelek yang di
berikan oleh orang-orang yang tidak mempunyai lisensi/izin. Dia ditunjuk
sebagai Accoucher kolonial dengan wewenang untuk melatih sejumlah
besar bidan untuk melayani masyarakat. Dia akan membantu para bidan
yang bekerja diantara orang miskin, tanpa bayarannya, tapi dia meminta
gaji yang sesuai untuk mengimbangi pelayanannya di sana.
Gubernur Earl
of caledon menyetujuai pendirian sekolah tersebut pada tanggal 1
November 1810, dan Dr Wehr ditunjuk sebagai instruktur kolonial
kebidanan. Dengan demikian, lahirlah sekolah profesional pertama dari
jurusannya di Afrika selatan, dan pelatihan para bidan di mulai pada
tahun 1811. Tujuh kandidat yang menyelesaikan pelatihan tersbeut dan
terkualifikasi pada tahun 1813 merupakan profesional pertama yang
terlatih dan terkualifikasi di Afrika Selatan. Kode etik yang
diikrarkan dipegang rteguh saat mereka melakukan “Sumpah Jabatan” yang
mencakup banyak elemen yang terwujud dalam kode etik/sikap saat ini.
Kode ini meliputi persyaratan untuk ; prilaku pribadi/perorangan,
hubungan dengan bidan yang lain, dengan dokter dan utusan agama,
rahasia profesi, dan meminta bantuan medis jika diperlukan. Dua awal
penting dalam sejarah kebidanan di Afrika Selatan terjkadi selama
periode ini. Kiira-kira pada tahun 1809. Seorang utusan medis dari
Misionary Society London, Dr. Van der kemp, menulis sebuah buku saku
tentang kebidanan bagi pembantunya. Tampaknya ini merupakan buku
kebidanan pertama yang ditulis di Afrika Selatan. Pada tahun 1816,
operasi seksio caesarea pertama dilakukan pada isteri Mr. Thomas Munnik
oleh Dr. James Barry. Anak tersebut diberi nama James Barry Munnik.
Permulaan dan Pelatihan Modern Saudari Henrietha Stockdale.
Tahap
penting berikutnya dalam perkembangan pelatihan kebidanan
digembor-gemborkan oleh kedatangan saudari Henrichtta stockdate di
Afrika selatan, yang pada tahun 1867 dikirim oleh komunitasnya ke rumah
sakit Carnarvon di Kimberly. Disini Dr James Prince, seorang dokter
kanada, memutuskan untuk menyusun pelayanan kebidanan daerah dengan
bantuan bidan Ella Ruth terdaftar sebagai perawat umum pada tahun 1919
dan sebagai seorang bidan pada tahun 1920, sehingga menjadi wanita
kulit berwarna pertama yang memiliki kualifikasi ganda. Pelatihan
kebidanan bagi orang kulit hitam dimulai sesudahnya, dan pada tahun
1927. dirumah sakit Mc card zulu di Duban, Beatrice Msimang menjadi
wanita kulit hitam pertama yang menjadi perawat dan bidan yang
terdaftar. Perkembangan-perkembangan pada tahun 20. Usia yang diizinkan
masuk. Sebulum ada peraturan-peraturan dewan Medis Afrika Selatan,
tidak ada penentuan batas usia. Beberapa sekolah menetapkan bahwa para
siswa harus berusia 24-50 tahun, sekolah yang lain menetapkan 21-45
tahun. Semua sekolah mewajibkan orang yang sudah dewasa. Kebidanan
bulan merupakan profesi yang diinginkan bagi gadis-gadis yang belum
menikah. Kemudian, siswa perawat dan siswa bidan tidak diizinkan untuk
menikah dan siapapun yang memnutuskan untuk menikah harus berhenti
dari pelatihan. Pada tahun 1960-an, peraturan-peraturan tersebut
diperlonggar, dan wanita yang sudah menikah diizinkan untuk melanjutkan
pelatiha tahun 1923, sertifikat standar enam telah dapat diterima,
kemudian muncul standart tujuh pada tahun 1929, kemudian standart
delapan pada tahun 1949 dan pada tahun 1960, standart sepuluh merupakan
standart pendidikan minimal yang diwajibkan keperawatan dan kebidanan.
- Pendidikan bidan di Afrika Selatan
Pada tahun 1923, sertifikat standar enam telah
dapat diterima, kemudian muncul standart tujuh pada tahun 1929,
kemudian standart delapan pada tahun 1949 dan pada tahun 1960,
standart sepuluh merupakan standart pendidikan minimal yang
diwajibkan. Silabus dan lamanya pelatihan. Pelatihan kebidanan
ditetapkan oleh empat Dewan Medis (Neogara bagain Cape, natal,
transual dan orange free) setelah dimulai di Cape pada tahun 1892, dan
siswa harus menolong minimal 12 persalinan dan merawat 12 wanita pada
masa puerperium. Pelatihan dilakukan dilapangan dan diruang perawatan
rumah sakit kalau tersedia/ada. Sebagian besar pusat pelatihan merasa
bahwa masa pelatihan terlalu pendek, dan pada tahun 1917, Asosiasi
Perawat terlatih Afrika Selatan juga mengungkapkan ketidakpuasannya
dengan kurangnya fasilitas. Sekolah pelatihan terlalu sedikit, dan
kurangnya bed yang tersedia bagi pasien kebidanan. Asosiasi ini
merekomendasikan : ketentuan rumah sakit kebidanan yang disubsidi oleh
pemerintah yang lebih banyak untuk digunakan sebagai sekolah
pelatihan; dimana pelatihan harus diperpenjang sampai minimal selama 6
bulan; dan dimana ketentuan tersebut harus meliputi pelatihan teorituis
dan praktek di lapangan dan di ruang perawatan. Pada tahun 1919,
sekolah perawatan kebidanan didirikan di bekas rumah Pal Kruger, dimana
masa pelatihan 12 bulan jika siswanya belum menjadi perawat yang
terdaftar.
Dewan perawatan Afrika Selatan mengambil kembali pelatihan
kebidanan pada tahun 1945, dan pada tahun 1949, masa pengajaran lebih
lanjut meningkat menjadi 18 bulan bagi perawat yang belum terdaftar,
dan 9 bulan bagi perawat uang sudah terdaftar. Pada tahun 1960, masa
tersebut menjadi 24 bulan dan 12 bulan berturut-turut. Diwajibkan
menolong persalinan sebanyak 30 persalinan dan 30 asuhan postnatal.
Perawat yang belum terdaftar mengikuti ujian awal umum dengan siswa
keperawatan umum. Sekarang ini, dan kadang-kadang secara kontroversi,
pengajaran kebidanan termasuk dalam pengajaran selama 4 tahun, yang
menuntun pada registrasi bagi seorang perawat (umum, psikiatrik dan
komunitas) dan sebagai seorang bidan. Pada tahun 1977, laki-laki
diizinkan mengikuti pengajaran kebidanan untuk pertama kalinya di
Afrika Selatan. Bidan yang sudah terdaftar juga bisa melanjutkan ke
Diploma dalam kebidanan dan /atau ke ilmu perawatan neonatal intensive,
Pelatihan ADM diadakan di Rumah Sakit Mowbray pada tahun 1976, dan
peraturan-p-eraturan bagi pelatihan diumumkan oleh Dewan perawatan
Afrika Selatan pada bulan Agustus 1979. Kebidanan sebagai jurusan
Kuliah di tingkat Universitas dapat diperoleh pada tingkat Doktor.
- Pelayanan Bidan di Amerika
Di Amerika, para bidan berperan seperti dokter,
berpengalaman tanpa pendidikan yang spesifik, standart-standart, atau
peraturan-peraturan sampai pada awal abad ke 20. Kebidanan, sementara
itu dianggap menjadi tidak diakui dalam sebagian besar yuridiksi
(hukum-hukum) dengan istiklah “nenek tua” kebidanan akhirnya padam,
profesi bidan hampir mati. Sekitar tahun 1700, para ahli sejarah
memprediksikan bahwa angka kematian ibu di AS sebanyak 95%. Salah satu
alasan kenapa dokter banyak terlibat dalam persalinan adalah untuk
menghilangkan praktek sihir yang mash ada pada saat itu. Dokter
memegang kendali dan banyak memberikan obat-obatan tetapi tidak
mengindahkan aspek spiritual. Sehingga wnaita yang menjalani
persalinan selalu dihinggapi perasaan takut terhadap kematian.
Walaupun statistik terperinci tidak menunjukkan bahwa pasien-pasien
bidan mungkin tidak sebanyak dari pada pasien dokter untuk kematian
demam nifas atau infeksi puerperalis, sebagian besar penting karena
kesakitan maternal dan kematian saat itu.
Tahun 1765 pendidikan formal
untuk bidan mulai dibuka pada akhir abad ke 18 banyak kalangan medis
yang berpendapat bahwa secara emosi dan intelektual wanita tidak dapat
belajar dan menerapkan metode obstetric. Pendapat ini digunakan untuk
menjatuhkan profesi bidan, sehingga bidan tidak mempunyai pendukung,
uang tidak terorganisir dan tidak dianggap profesional. Pada
pertengahan abad antara tahun 1770 dan 1820, para wanita golongan atas
di kota-kota di Amerika, mulai meminta bantuan “para bidan pria” atau
para dokter. Sejak awal 1990 setengah persalinan di AS ditangani oleh
dokter, bidan hanya menangani persalinan wanita yang tidak mampu
membayar dokter. Dengan berubahnya kondisi kehidupan di kora,
persepsi-persepsi bartu para wanita dan kemajuan dalam ilmu kedokteran,
kelahiran menjadi semakin meningkat dipandang sebagai satu masalah
medis sehingga di kelola oleh dokter. Tahun 1915 dokter Joseph de lee
mengatakan bahwa kelahiran bayi adalah proses patologis dan bidan tidak
mempunyai peran di dalamnya, dan diberlakukannya protap pertolongan
persalinan di AS yaitu : memberikan sedatif pada awal inpartu,
membiarkan serviks berdilatasi memberikan ether pada kala dua, melakukan
episiotomi, melahirkan bayi dengan forcep elstraksi plasenta,
memberikan uteronika serta menjahit episiotomi. Akibat protap tersebut
kematian ibu mencapai angka 600-700 kematian per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 1900-1930, dan sebanyak 30-50% wanita melahirkan di
rumah sakit. Dokter Grantly Dicke meluncurkan buku tentang persalinan
alamiah. Hal ini membuat para spesialis obstetric berusaha
meningkatkan peran tenaga diluar medis, termasuk bidan.
Pada waktu yang sama karena pelatihan para
medis yang terbatas bagi para pria, para wanita kehilangan posisinya
sebagai pembantu pada persalinan, dan suatu peristiwa yang
dilaksanakan secara tradisional oleh suatu komunitas wanita menjadi
sebuah pengalaman utama oleh seorang wanita dan dokternya. Tahun 1955
American College of Nurse – Midwives (ACNM) dibuka. Pada tahun 1971
seorang bidan di Tennesse mulai menolong persalinan secara mandiri di
institusi kesehatan. Pada tahun 1979 badan pengawasan obat Amerika
mengatakan bahwa ibu bersalin yang menerima anasthesi dalam dosisi
tinggi telah melahirkan anak-anak melahirkan anak-anak yang mengalami
kemunduran perkembangan psikomotor. Pernyataan ini membuat masyarakat
tertarik pada proses persalinan alamiah, persalinan di rumah dan
memacu peran bidan. Pada era 1980-an ACNM membuat pedoman alternatif
lain dalam homebirth.
Pada tahun yang sama dibuat legalisasi tentang
opraktek profesional bidan, sehingga membuat bidan menjadi sebuah
profesi dengan lahan praktek yang spesifik dan membutuhkan organisasi
yang mengatur profesi tersebut. Pada tahun 1982 MANA (Midwive Alliance
Of North America) di bentuk untuk meningkatkan komunikiasi antar
bidan serta membuat peraturan sebagai dasar kompetensi untuk
melindungi bidan. DI beberapa negara seperti Arizona, bidan mempunyai
tugas khusus yuaitu melahirkan bayi untuk perawatan selanjutnya
seperti merawat bayi, memberi injeksi bukan lagi tugas bidan, dia
hanya melakukan jika diperlukan namun jarang terjadi. Bidan menangani
1,1% persalinan di tahun 1980 : 5,5% di tahun 1994. Angka sectio
caesaria menurun dari 25% (1988) menjadi 21% (1995). Penggunaan forcep
menurun dari 5,5% (1989) menjadi 3,8% (1994). Dunia kebidanan
berkembang saat ini sesuai peningkatan permintaan untuk itu profesi
kebidanan tidak mempunyai latihan formal, sehingga ada beberapa
tingkatan kemampuan, walaupun begitu mereka berusaha agar menjadi lebih
dipercaya, banyak membaca dan pendekatan tradisional dan mengurangi
teknik invasif untuk pertolongan seperti penyembuhan tradisional.
Hambatan-hambatan yang dirasakan oleh bidan Amerika Serikat saat ini antara lain:
- Walaupun ada banyak undang-undang baru, direct entry midwives masih dianggap iolegal dibeberapa negara bagian.
- Lisensi praktek berbeda tiap negara bagian, tidak ada standart nasional sehingga tidak ada definisi yang jelas tentang bidan sebagai seseorang yang telah terdidik dan memiliki standart kompetensi yang sama. Sedikit sekali data yang akurat tentang direct entry midwives dan jumlah data persalinan yang mereka tangani.
- Kritik tajam dari profesi medis kepada diret entry midwives ditambah dengan isolasi dari system pelayanan kesehatan pokok telah mempersulit sebagian besar dari mereka untuk memperoleh dukungan medis yang adekuat bila terjadi keadaan gawat darurat.
- Pendidikan kebidanan biasanya berbentuk praktek lapangan, sampai saat ini mereka bisa menangani persalinan dengan pengalaman sebagai bidan.
- idan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan selam 4 tahun dan praktek lapangan selama 2 tahun, yang mana biaya yang sangat mahal.
- Kebidanan memiliki sebuah organisasi untuk membentuk standart, menyediakan sertifikat dan membuat ijin praktek.
- Saat ini AS merupakan negara yang menyediakan perawatan maternitas termahal di dunia, tetapi sekaligus merupakan negara industri yang paling buruk dalam hasil perawatan natal di negara-negara industri lainnya.
- Pelayanan Bidan di Australia
Florence Nightingale adalah pelopor kebidanan
dan keperawatan yang dimulai dengan tradisi dan latihan-latihan pada
abad 19. Tahun 1824 kebidanan masih belum di kenal sebagai bagian dari
pendidikan medis di Inggris dan Australia dimulai pada tahun 1862.
Lulusan itu dibekali dengan pengethuan teori dan praktek. Pendidikan
Diploma Kebidanan dimulai tahun 1893, dan sejak tahun 1899 hanya bidan
sekaligus perawat yang terlatih yang boleh bekerja di rumah sakit.
Sebagian besar wanita yang melahirkan tidak dirawat dengan selayaknya
oleh masyarakat. Ketidakseimbangan seksual dan moral di Australia
telah membuat prostitusi berkembang dengan cepat. Hal ini menyebabkan
banyak wanita hamil di luar nikah dan jarang mereka dapat memperoleh
pelayanan dari bidan atau dokter karena pengaruh social mereka atau
pada komunitas tyang terbatas, meskipun demikian di Australi bidan
tidak bekerja sebagai perawat, mereka bekerja sebagaimana layaknya
seorang bidan. Pendapat bahwa seseorang bidan haru reflek menjadi
seorang perawat dan program pendidikan serta prakteknya banyak di buka
di beberapa tempat dan umumnya dibuka atau disediakan oleh Non Bidan.
- Pendidikan bidan di Australia
Kebidanan di Australia telah mengalami
perkembangan yang mengalami pesat sejak 10 tahun terakhir. Dasar
pendidikan telah berubah dari traditional hospital base programme
menjadi tertiary course of studies menyesuaikan kebutuhan pel;ayanan
dari masyarakat. Tidak semua institusi pendidikan kebidanan di
Australi telah melaksanakan perubahan ini, beberapa masih menggunakan
proram pendidikan yang berorientasi pada rumah sakit. Kurikulum
pendidikan disusun oleh staf akademik berdasarkan pada keahlian dan
pengalaman mereka di lapangan kebidanan. Kekurangan yang dapat dilihat
dari pendidikan kebidanan di Australia hampir sama dengan pelaksanaan
pendidikan bidan di Indonesia. Belum ada persamaan persepsi mengenai
pengimplementasian kurikulum pada masing-masing institusi, sehingga
lulusan bidan mempunyai kompetensi klinik yang berbeda tergantung pada
institusi pendidikannya. Hal ini ditambah dengan kurangnya
kebijaksanaan formal dan tidak adanya standar nasional menurut
National Review of Nurse Education 1994, tidak ada direct entry. Pada
tahun 1913 sebanyak 30% persalinan ditolong oleh bidan. Meskipun ada
peningkatan jumlah dokter yang menangani persalinan antara tahun 1900
sampai 1940, tidak ada penurunan yang berarti pada angka kematian ibu
dan bidanlah yang selalu disalahkan akan hal itu. Kenyataannya wanita
jelas menengah ke atas yang ditangani oleh dokter dalam persalinannya
mempunyai resiko infeksi yang lebih besar daripada wanita miskin yang
ditangani oleh Bidan.
- Masalah Profesional
Tugas pertama yang sulit adalah meneliti
kembali nama bidan itu sendiri, itu tidak sama dengan ketika latihan
dalam praktek kebidanan. Bidan sangat penting di pelayanan kesehatan
sejak Perang Dunia II dan proporsi yang besar di rumah sakit sebagai
pusat pelayanan kesehatan utnuk daerah sekitar rumah sakit tersebut.
Peningkatan rumah sakit dan persatuan perawat dan peningkatan ahli
kebidanan yang lebih menekankan pada teknologi menyebabkan mundurnya
kebidanan. Tapi situasi itu berakhir pada saat Amerika Utara menilai
kepemimpinan perawat dan kepemimpinan bidan yang memutuskan bahwa
bidan berhak mendapat penghargaan pertama dan penghargaan kedua
diberikan kepada keperawatan. Penghargaan itu sangat penting untuk
peningkatan profesi kebidanan. Kita tahu di beberapa negara
mengkombinasikan keperawatan dan kebidanan dalam seorang tenaga
kesehatan, hal itu terjadi di pulau kecil dan pelatihan klinik sekarang
semakin baik menuju standar internasional sedikit lebih baik daripada
masa yang lalu. Pengembangan Profesi Bidan
Pemerintah melihat adanya peningkatan kebidanan
dengan pemberian asuhan yang bermanfaat. Shearman Report (NSWI, 1989)
telah menemukan cara awal untuk mengatur strategi perawatan yang
berkesinambungan. Having a baby in Victoria (Depkes Viktoria, 1990)
melaporkan sebuah revie pelayanan kesehatan di Viktoria yang
dibutuhkan pada orientasi pelayanan kesehatan pada wanita dan
keluarga. Maksudnya pemeliharaan kesehatan yang lebih baiki.
“Perawatan efektif pada kelahiran” CNH dan MRC, 1996 menyimpulkan bahwa
perawatan yang berkesinambungan akan menjadi tujuan perawatan
kesehatan ibu.
bukan ibu bidan eee !!!
BalasHapus