Selasa, 09 April 2013

Persiapan persalinan pada trimester I, II, DAN III

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang

Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, mental dan sosial. Selain kebutuhan psikologis, kebutuhan fisik juga harus diperhatikan agar kehamilan dapat berlangsung dengan aman dan lancar. Kebutuhan fisik yang diperlukan ibu selama hamil meliputi oksigen, nutrisi, peronal hygiene, pakaian, eliminasi, seksual, mobilisasi & body mekanik, exercise/senam hamil, istirahat/tidur, imunisasi, traveling, persiapan laktasi, persiapan kelahiran bayi, memantau kesejahteraan bayi, ketidaknyamanan dan cara mengatasinya, kunjungan ulang, pekerjaan, tanda bahaya dalam kehamilan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan dibahas satu persatu dalam makalh ini.

1.2    Rumusan masalah

a. Pengertian persiapan persalinan dan kelahiran bayi
b. Macam-macam kebutuhan yang perlu direncanakan.
c. Pemahaman Tanda Pasti Datangnya Persalinan
d. Suami SIAGA

1.3    Tujuan

Penyusunan makalah ini tujuannya agar supaya pembaca bisa memahami tentang persiapan persalinan dan kelahiran bayi, serta macam-macam kebutuhan yang disiapkan menjelang persalinan baik fisik, psikologi maupun ekonomi yang di siapkan mulai tahap awal pada trimester 1, 2, sampai 3. Seta disertai pemahaman tanda pasti datangnya persalinan tentunya yang diberitahukan bidan atau dokter selama pelaksanaan ANC khususnya pada trimester 3, dan juga persiapan ibu akan bersalin yang disini dilibatkan adalah bidan, suami atau keluarga.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian persiapan persalinan dan kelahiran bayi

Persalinan dan kelahiran merupakan fisiologi yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses membuka dan menipiskan serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.
Persiapan persalinan dan kelahiran yaitu suatu tahap dalam masa persalinan, dimana semua wanita akan menyadari keharusan untuk melahirkan anaknya. Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat ibu, anggota keluarganya dan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu.

2.2    Persiapan Persalinan dan kelahiran bayi

Persiapan persalinan bukan hanya persiapan fisik semata, tapi persiapan psikologi seorang ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi yang menjadi anggota baru dalam keluarga adalah penting juga direncanakan dan diupayakan terpenuhi setelah waktu kehamilan telah mendekati waktu persalinan. Untuk persiapan persalinan ini, bukan hanya ibu yang berperan, tapi suami dan keluarga juga perlu untuk kelancaran proses persalinan sesuai yang telah dirancanakan. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapat pelayanan/asuhan antenatal agar supaya perencanaan persalinan dapat dibuat dengan melihat perkembangan ibu dan bayinya untuk mengupayakan persalinan nanti berjalan lancar, baik, dan aman.

Tujuan Asuhan Antenatal
  • Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
  • Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.
  • Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
  • Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
  • Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusif.
  • Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.


A.    Trimester ke-1

Pada masa kehamilan ini, seorang ibu dalam masa adaptasi dengan kehamilannya dan sebagian besar ibu hamil pada trimester pertama mengalami mual muntah, ngidam, psikologisnya mengalami perubahan dan lain-lain. Sehingga untuk perencanaan persalinan dan kelahiran pada saat ini sepertinya belum tersusun sempurna, karena lebih memperhatikan terhadap kondisi ibu serta kesehatan bayi dalam kandungannya.

Untuk Perencanaan awal pada trimester pertama adalah kebutuhan gizi selama hamil, dengan upaya :
  1. Cukup kalori, protein, vitamin, mineral dan cairan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin, dan plasenta.
  2. Memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, dan melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup energi untuk menyusui serta merawat bayi kelak.
  3. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya selama hidup.

B.    Trimester ke-2

Pada masa kehamilan ini, seorang ibu mulai terbiasa dengan kehamilannya. Dengan dukungan dan perhatian dari keluarga berpengaruh terhadap perubahan psikologis ibu pada trimester ke-2.

Ada 5 langkah yang termasuk dalam perencanaan yaitu :

    Membuat rencana persalinan

Setiap keluarga seharusnya membuat rencana persalinan dari awal pada trimester pertama. Tapi kebanyakan keluarga biasanya membuat perencanaan persalinan bersama di saat usia kandungan pada trimester 3 dengan melihat perkembangan keadaan ibu dan janin pada antenatal care (ANC). Setelah mengetahui kondisi ibu dan janin maka dibuat keputusan mengenai hal-hal yang dalam perencanaan persalinan adalah :

a.    Tempat persalinan (BPS,RS dll)
b.    Memilih tenaga kesehatan yang terlatih
c.    Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
d.    Bagaimana transpotasi ke tempat persalinan
e.    Siapa yang akan menemani pada saat persalinan
f.    Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut.
g.    Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.

    Membuat rencana untuk mengambil keputusan jika terjadi kegawat daruratan pada saat mengambil keputusan utama tidak ada. Penting bagi bidan dan keluarga untuk mendiskusikan:

a.    Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga?
b.    Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawat daruratan?

    Mempersiapkan sistem transportasi jika kegawatdaruratan.

Rencana ini perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari elemen-elemen dibawah ini:
a.    Dimana ibu akan bersalin (desa, fasilitas kesehatan, rumah sakit)
b.    Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi kegawatdaruratan?
c.    ke fasilitas kesehatan yang mana ibu tersebut harus dirujuk ?
d.    Bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi kegawat daruratan?
e.    Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial?

    Membuat rencana/pola menabung

Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yang relatif ringan. Namun, bila persalinan diperkirakan harus dilakukan dengan tindakan operatif, maka persiapan dana yang lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui apakah nanti akan dilakukan sesar, pasangan harus selalu berkonsultasi ke dokter. Lewat konsultasi ini diharapkan, segala kemungkinan yang bakal terjadi bisa lebih dicermati. Bila diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa berancang-ancang mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila dana sudah terkumpul, otomatis beban mental suami juga bisa lebih teratasi. Keluarga seharusnya dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali kasus, dimana ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang diperlukan.

    Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan.

Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk persalinan. Ia dan keluarganya dapat mengumpulkan barang-barang seperti pembalut wanita atau kain, sabun dan seprei dan menyimpannya untuk persiapan persalinan.

C.    Trimester ke-3

Pada waktu kursus ibu diterangkan apa yang terjadi pada kehamilan yang sudah tua, kira-kira pada waktu dua minggu sebelum persalinan. Pada waktu itu ibu akan merasa lebih mudah bernafas karena dasar rahim agak menurun berhubung kepala janin pada kehamilan pertama mulai masuk dalam pintu atas panggul. Ibu sering buang air kecil, Ibu merasa perut kadang-kadang mengencang dan menegang.

Pada waktu ini yang berperan adalah suami atau keluarga, mempersiapkan barang-barang keperluan sebagai berikut:

1.    Pakaian bayi untuk bayi yang akan dilahirkan.
2.    Pakaian untuk ibu khususnya kain bulanan (cawat) yang dibuat dari bahan yang dapat meresap.
3.    Alat-alat yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi persalinan

Persiapan alat-alat baik untuk kepeluan ibu maupun bayi pada masa persalinan dan sesudahnya sangat penting. Terutama untuk menjamin kelancaran proses persalinan dan nifas serta pemeliharaan bayi. Dalam melakukan persalinan ini dapat secara bertahap, agar tidak terasa terlalu berat. Alat yang paling pokok dan perlu waktu membuatnya disiapkan terlebih dahulu, kemudian menyusul yang lainnya. Ada baiknya apabila ibu dapat membuat sendiri terutama pakaian bayinya, agar merasa lebih puas dan dekat dengan bayinya. Sangat dianjurkan persiapan telah lengkap pada usia kehamilan 8 bulan.

Berikut ini akan disebutkan berbagai alat untuk keperluan ibu maupun bayi, yang telah disusun berdasarkan tingkat kepentingannya :

1)    Alat-alat keperluan ibu :

ALAT:                                                     JUMLAH:
Kain panjang / sarung                                6 buah
Baju atas dengan belahan didepan             6 buah
BH untuk menyusui                                   6 buah
Duk atau pembalut wanita                         3 lusin
Handuk                                                      3 lusin
Celana dalam                                           12 buah
Alat mandi                                                 1 set
Perlak lebar + pengalas                             1 buah
Alat keperluan sehari-hari lainnya

2)    Alat/bahan keperluan merawat bayi :

ALAT:                                                    JUMLAH:
Popok bayi                                                4 buah
Baju bayi (baju dalam dan luar )              1 lusin
Sarung tangan dan kaki                            3 stel
Kain bedong                                             2 lusin
Kain pengalas                                           2 lusin
Perlak bayi                                               2 buah
Handuk bayi                                            2 buah
Selimut bayi + pengalas                          2 buah
Bak mandi bayi                                       1 buah
Alkohol 70%                                           1 botol
Bethadine Kasa steril                              2 lusin
Lidi kapas                                               2 lusin
Kapas                                                      2 bungkus
minyak telon                                           1 botol
Bedak bayi                                              1 botol
Sabun bayi                                              1 botol
Pengalas dagu                                         3 buah
Bantal + guling bayi                               1 stel
Kelambu                                                 1 buah

Diterangkan bahwa pada permulaan persalinan dapat ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut:
    Perut mulai tegang dan mengencang secara teratur setiap 10 atau 15 menit
    Keluar lendir dan berdarah
    Ibu merasa sakit pada pinggang dan merasa nyeri menjalar ke bagian perut bawah.
    Kadang-kadang keluar air ketuban dari liang senggama.

Apabila salah satu gejala diatas telah timbul, hendaknya ibu pergi ke tempat bersalin, misalnya ke Puskesmas terdekat. Para ibu yang ingin bersalin di rumah hendaknya segera memanggil petugas kesehatan, sambil menunggu kedatangan petugas hendaknya di rumah dipersiapkan antara lain:

1.    Tempat bersalin
2.    Air matang yang baru di rebus
3.    Tempat merebus air
4.    Dan alat-alat keperluan ibu dan bayi

Untuk tempat persalinan di RS atau rumah bersalin :

1.    Beberapa barang yang diperlukan untuk IBU di RS/ rumah bersalin:
  • Baju tidur. Bawalah baju tidur yang nyaman untuk anda pakai, sebaiknya yang mempunyai kancing di bagian depan sehingga mempermudah untuk menyusui bayi anda. Bawalah baju tidur dengan jumlah yang cukup anda dapat memperkirakan untuk persalinan normal atau alamiah biasanya 2 hari dan untuk persalinan operasi Caesar dibutuhkan 4-5 hari.
  • 1 set baju untuk anda pulang dari rumah sakit. Anda mungkin masih tetap terlihat seperti hamil, karena butuh waktu untuk tubuh kembali ke bentuk semula. Untuk itu bawalah baju yang nyaman, dan tidak sempit.
  • Sandal. Untuk anda berjalan sepanjang koridor rumah sakit dan juga menjaga kaki anda untuk tetap hangat.
  • Pakaian dalam. Bawalah BH untuk menyusui dan celana dalam secukupnya.
  • Pembalut wanita khusus untuk ibu bersalin.
  • Gurita atau korset untuk ibu baru bersalin.
  • Perlengkapan Ibu. Bawalah juga bedak, sisir, lipstick, pengharum tubuh/deodoran. karena Ibu akan bertemu dengan teman atau keluarga yang mengunjungi setelah proses kelahiran.
  • Handuk, sabun. Pada beberapa rumah sakit menyediakannya, tapi bila ingin menggunakan milik sendiri maka lebih baik mempersiapkannya.

2.    Keperluan untuk BAYI anda:

Biasanya keperluan bayi akan disediakan oleh rumah sakit/rumah bersalin. Ibu cukup menyediakan persiapan untuk pulang dari rumah sakit.
a.    Popok, bawalah beberapa buah.
b.    Baju bayi, bawalah 2 buah karena bayi kadang Gumo(memuntahkan sedikit susu ).
c.    Selimut atau Bedong.
d.    Kaos kaki dan tanggan.
e.    Gendongan.

Persiapkanlah apa yang perlu ibu bawa ke Rumah Sakit untuk persiapan persalinan dalam 1 tas dan diletakkan ditempat yang mudah dijangkau dan memberitahu pada suami tentang tas itu.

2.3.    Pemahaman Tanda Pasti Datangnya Persalinan

Yang tak kalah penting untuk dipersiapkan dari ibu adalah pemahaman dan tanda-tanda pastinya datang persalinan, yaitu :

  1. Rasa sakit atau mulas di perut, dan menjalar keperut bagian bawah sampai kepinggang bagian belakang,yang disebut sebagai kontraksi. Kontraksi ini terjadi secara teratur dan semakin lama semakin sering. Intensitas yang meningkat minimal 3 kali dalam 10 menit, dengan durasi 30-40 detik.
  2. Adanya pengeluaran per vagina, berupa secret yang berwarna merah muda disertai lendir.
  3. Kadang dijumpai pengeluaran air ketuban yang terjadi secara spontan ( selaput ketuban pecah ), dengan ciri-ciri keluarnya air ketuban seketika dalam jumlah banyak, atau keluarnya air ketuban sedikit – sedikit tetapi dalam waktu yang lama. Ini disebut sebagai ketuban remes karena selaput ketuban robek. Perlu ditekankan pada ibu dan keluarga untuk mampu membedakan antara pengeluaran air seni dan air ketuban karena perbedaan konsistensinya sanagt tipis, terutama jika air ketuban sudah terserap dalam air.

2.4.    Suami SIAGA (Siap Antar Jaga)

Dr. Rudiyanti, Sp.OG. dari RS Internasional Bintaro, menegaskan, "Yang paling utama, mental harus dipersiapkan untuk menghadapi trimester pertama kehamilan dan menjelang persalinan." Persiapan mental suami, menurutnya, sangat diperlukan dalam menghadapi hal-hal berikut ini.

1.    Perubahan Fisik & Mental Istri

Di trimester awal biasanya perubahan pada ibu terjadi secara menyolok. Meningkatnya produksi hormon progesteron membuat sikapnya sering berubah-ubah sesuai mood yang sedang dialaminya saat itu. Kadang gembira, sedih, marah-marah, ketus, dan sebagainya. Contoh kecil, sehabis sibuk bekerja, sesampainya di rumah suami bukannya disambut dengan senyuman. Istri malah menunjukkan wajah resah disertai keluhan pusing, mual, muntah, emosi yang meledak-ledak, dan sebagainya. Bila suami tidak siap mental, perselisihan dengan istri sangat mudah terjadi.
Perubahan emosi ini, selain karena perubahan hormon juga disebabkan oleh kondisi tubuh ibu yang tiba-tiba menjadi tidak nyaman.
Kalau begitu keadaannya, bagaimana tidak mempengaruhi kondisi emosionalnya. Ia jadi gampang marah, mudah kesal, cenderung malas, dan sebagainya. Bila suami sudah bersiap diri dengan mempelajari dan memahami berbagai perubahan yang bakal terjadi, menghadapinya akan lebih mudah. Paling tidak suami bisa membekali dirinya dengan sikap memaklumi dan sabar. Dari segi fisik, mungkin saja perubahan keseluruhannya masih belum terlalu kentara, tapi di satu sisi mungkin saja perubahan itu sudah mencapai klimaksnya, seperti munculnya jerawat, keringat, dan bau badan. Pencapaian klimaks ini dipengaruhi oleh perubahan hormon kehamilan di awal kehamilan. Hal inilah yang kadangkala membuat istri yang tadinya berwajah cantik menjadi berbintik-bintik, yang tadinya berkulit mulus menjadi kusam, yang tadinya wangi menjadi agak bau, dan sebagainya. Bila tidak diantisipasi dengan persiapan mental, bisa jadi suami akan terkaget-kaget dan sulit untuk menerima perubahan itu. Apalagi suami yang bersifat perfeksionis dalam menilai penampilan istri. Ia seringkali sangat sulit dan berat menerima perubahan ini.

2.    Fase Ngidam

Bukan hanya mual-muntah, seringkali masih di trimester pertama, istri juga memiliki permintaan yang aneh-aneh. Tengah malam misalnya, tahu-tahu istri ingin minum air kelapa. Bayangkan, bila untuk mendapatkannya sang suami harus memanjat pohon kelapa di tengah malam buta atau harus pergi ke pasar? Bukankah ini merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan mental kuat. Bila suami siap dan ia sanggup mengusahakan keinginan istri, silakan saja diwujudkan.
Namun bila sulit, berikan pengertian kepada istri bahwa tidak mungkin mencari kelapa di tengah malam buta. Toh, ngidam memang tidak harus selalu dipenuhi. Jangan takut nanti anaknya ngeces, karena dipenuhi atau tidak ngidam itu, tidak ada hubungannya dengan ngeces.
Yang dibutuhkan adalah pemahaman suami terhadap latar belakang munculnya ngidam. Asal tahu saja, ngidam bukan keinginan janin yang harus dipenuhi melainkan keinginan yang timbul dari tekanan kondisi hamil yang dialami ibu. Di trimester pertama, mulutnya terasa sangat pahit karena asam lambung naik. Dengan kondisi ini ibu menginginkan makanan yang berbeda dari yang biasa dimakannya sehari-hari. Hal inilah sebenarnya yang menjadi pangkal munculnya ngidam. Karena mulut terasa pahit, ibu ingin makan makanan yang segar-segar, yang mungkin bisa diterima indra pengecapnya. Meskipun tidak harus, tapi bila suami bisa memenuhinya, lebih baik segera penuhi karena bentuk perhatian seperti ini efektif meningkatkan psikis istri yang dibutuhkan bagi pertumbuhan janin yang sehat. Namun, seringkali, setelah dipenuhi keinginannya, istri hanya menyentuhnya sambil lewat. Kelapa yang susah-susah dibeli di pasar, airnya hanya diminum seteguk. Nah, jika kondisi seperti ini yang muncul, maka butuh ketabahan mental lagi.
Tak jarang bila mentalnya belum siap, sikap istri yang tampak seenaknya itu membuat marah suami. Suami harus memahami, sebenarnya istri tidak bermaksud bersikap seenaknya. Ia juga tidak mau hal itu terjadi, ia hanya berharap, air kelapa itu sangat lezat, sesuai bayangannya semula. Ternyata ketika dikecap, mulutnya malah merasa pahit dan makanan tidak bisa masuk ke dalam perutnya. Pada suami yang tidak siap mental, dia merasa bahwa usahanya tidak dihargai sama sekali. Namun, Sebaiknya suami tidak kapok, berikan alternatif lain untuk mengatasi mual muntahnya itu.
Sebenarnya, tak hanya suami yang harus selalu memahami, istri pun perlu memberikan pengertian ke suami, misalnya dengan menerangkan kondisinya saat itu agar suami betul-betul memahami apa yang sedang dirasakan. Meminta maaf kepada suami pada saat situasi seperti ini bisa dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman.

3.    Mengantar Istri ke Bidan/Dokter

Tak kalah penting, meskipun sibuk sebaiknya suami menyediakan waktunya untuk mengantar istri ke dokter karena ini merupakan salah satu hal yang dapat mengangkat psikis ibu dalam memelihara kehamilannya.
Jadi, baik suami maupun istri, keduanya harus saling berusaha menepati jadwal yang sebelumnya bisa disesuaikan bersama. Dengan menyaksikan dan terlibat dalam proses pemeriksaan, akan timbul empati suami terhadap istri dan anak yang tengah dikandungnya. Hal ini penting untuk kelanjutan pemeliharaan kandungannya. Selain itu, suami pun bisa bertanya ke dokter tentang hal-hal yang sering ditemukan dan dikeluhkan istri. Dari penjelasan yang diberikan dokter, otomatis kondisi mental suami bisa lebih terjaga. Tak hanya ke dokter, bila ada waktu, suami pun sebaiknya menemani istri menjalani program senam hamil. Senam ini diyakini sangat membantu ibu menghadapi persalinan. Tidak hanya istri, suami pun perlu mengetahui berbagai tahapan dan kendala yang mungkin terjadi saat persalinan. Bila nanti istri panik, suami akan tahu cara menghadapinya. Suami juga bisa memantau perilaku istri ketika bersalin. Bila terjadi kesalahan, suami bisa langsung mengoreaksinya. Bila hal ini dapat dilakukan dengan baik, tentu beban istri saat melahirkan bisa dikurangi dan kondisi mentalnya akan naik sehingga persalinan bisa berjalan lancar.
Bayangkan kalau istri tidak pernah ikut senam hamil dan suami tidak punya pengetahuan sedikit pun tentang persalinan. Ketika istri berteriak-teriak, misalnya, suami bisa-bisa bukannya membantu tapi malah ikut panik.

4.    Beban Menghadapi Persalinan

Memasuki bulan-bulan terakhir, dimana istri sudah bersiap menghadapi persalinan, sang suami harus mempersiapkan mentalnya lebih kuat lagi. Pada periode trimester ke tiga akhir, selain beban tubuh istri semakin berat, dia juga sering mengalami perasaan takut karena membayangkan proses persalinan yang sulit dan kamar operasi. Oleh karena itu, suami harus hadir sebagai pendamping yang bisa menyamankan kondisi istri.
Selain itu, kesiapan mental suami pun sangat diperlukan ketika harus menghadapi persalinan yang berisiko. Pada banyak kasus, persalinan tidak bisa berjalan normal, ada perdarahan, persalinan panjang, bayi terlilit tali pusat, sungsang, dan sebagainya, yang bisa saja mengancam nyawa ibu.
Bila mengetahui bahwa persalinan nanti akan bermasalah, sebaiknya persiapan mental suami dilakukan jauh hari sebelum persalinan. Dengan begitu bila nantinya diperlukan berbagai tindakan darurat, suami sudah langsung bisa mengatasi kondisi mentalnya.

5.    Menemani Istri Bersalin

Dukungan suami sangat diperlukan agar psikis istri bisa terangkat saat menjalani proses persalinan. Dengan begitu istri bisa lebih kuat, nyaman, percaya diri, dan ringan ketika bersalin. Saat itu, rasa empati suami pun dapat tumbuh lebih dalam, sehingga penghargaan terhadap perjuangan istri dan rasa sayang kepadanya bisa tumbuh lebih sempurna. Walaupun begitu, tidak semua suami punya mental yang kuat menyaksikan istri bersalin. Ada yang baru melihat darah sedikit saja sudah mau pingsan. Sebaiknya sebelum mendampingi istri bersalin, suami menilai diri sendiri apakah ia cukup kuat atau tidak. Bila tidak, lebih baik suami tak memaksakan diri mendampingi istri di kamar bersalin. Tunggu saja di luar asalkan peduli dengan apa yang sedang dihadapi istri. Jika ibu butuh waktu berjam-jam saat mengalami tahap-tahap pembukaan persalinan, maka dibutuhkan suami dengan ketabahan dan kekuatan mental ekstra. Ketika istri panik dan kesakitan hingga berteriak-teriak, suami amat dituntut kesabaran dan ketenangannya untuk tetap menenteramkan dan mendukung istri dalam menjalani proses persalinan. Persiapan mental suami untuk menemani istri bersalin bisa dilakukan dengan memperkuat tekad.

BAB III
PENUTUP


2.5.    Kesimpulan

Persiapan persalinan dan kelahiran yaitu suatu tahap dalam masa persalinan, dimana semua wanita akan menyadari keharusan untuk melahirkan anaknya. Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat ibu, anggota keluarganya dan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu.

Ada 5 langka persiapan yaitu Membuat rencana persalinan, Membuat rencana untuk mengambil keputusan jika terjadi kegawat daruratan pada saat mengambil keputusan utama tidak ada, Mempersiapkan sistem transportasi jika kegawatdaruratan, Membuat rencana/pola menabung, Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan.

Selain itu peran suami SIAGA (Siap Antar Jaga) juga sangat penting sejak kehamilan trimester ke-1, trimester ke-2, dan trimester ke-3 sampai pada saat persalinan.

2.6.    Saran

Untuk keselamat ibu dan bayi sebaiknya rutin melaksanakan antenatal care agar supaya perkembangan ibu dan bayi bisa di ketahui patologi dan fisiologinya. Kemudian dengan kelancaran proses persalinan dianjurkan ibu da keluarganya merencakannya sebaik mungkin sesuai tempat dan tenaga kesehatan yang diinginkan oleh ibu dan keluarga.


DAFTAR PUSTAKA

Buku Sumber :
Varney, Helen. 1997. Varney Midwifery.
Hamilton, Persis Mary. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta. EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC Maternitas. Jakarta.
EGC.
Bobak. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta. EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar